TUGAS AMDAL MENGENAI PENCEMARAN LINGKUNGAN DI BIDANG INDUSTRI PERTAMBANGAN

Pengertian, Tujuan dan Manfaat Amdal

 AMDAL ( Analisis Mengenai Dampak Lingkungan ) memiliki pengertian yaitu Kajian mengenai dampak besar & penting suatu usaha ataukegiatan yang direncanakan pada pengambilan keputusan tentang penyelenggaraan usaha dan kegiatan di Indonesia.

Tujuan 
Menjaga dan meningkatkan kualitas lingkungan hidup serta pencemaran sehingga dampak negatifnya   menjadi serendah mungkin.
1.        Mengidentifikasi, mempraktikkan, dan mengevakuasi dampak yang mungkin terjaditerhadap lingkungan hidup yang disebabkan oleh kegiatan yang direncanakan.
2.        Meningkatkan dampak positif dan mengurangi sampai sekecil kecilnya dampak negatif yang terjadi.
Manfaat
a.         Bagi Pemerintah 
·      Mencegah terjadinya pencemarah dan kerusakan lingkungan serta pemborosan Sumber Daya Alam secara luas. Menghindari timbulnya konflik dengan masyarakat dan kegiatan lain di sekitarnya.
·      Menjaga agar pelaksanaan pembangunan tetap sesuai dengan prinsip pembangunan berkelanjutan   dan berwawasan lingkungan.
·      Bahan bagi rencana pembangunan wilayah & tata ruang.

b.    Bagi Masyarakat
·      Mengetahui sejak dini dampak positif & negatif akibat adanya suatu kegiatan sehingga dapat menghindari terjadinya dampak negatif, dan memperoleh dampak positif dari kegiatan tersebut.
·      Melaksanakan kontrol terhadap pemanfaatan Sumber Daya Alam dan upaya pengelolaan lingkungan yang dilakukan oleh pemrakarsa kegiatan.
·      Terlibat dalam pengambilan keputusan terhadap perencara pembangunan yang mempunyai pengaruh  nasib & kepentingan mereka.

2.      Prosedur Pembuatan Amdal
Prosedur AMDAL terdiri dari:
1.      Proses penapisan (screening) wajib AMDAL
Proses penapisan atau kerap juga disebut proses seleksi wajib AMDAL adalah proses untuk menentukan apakah suatu rencana kegiatan wajib menyusun AMDAL atau tidak. Di Indonesia, proses penapisan dilakukan dengan sistem penapisan satu langkah.
Ketentuan apakah suatu rencana kegiatan perlu menyusun dokumen AMDAL atau tidak dapat dilihat pada Keputusan Menteri Negara LH Nomor 17 Tahun 2001 tentang Jenis Rencana Usaha dan/atau Kegiatan yang Wajib dilengkapi dengan AMDAL.
2.      Proses pengumuman
Setiap rencana kegiatan yang diwajibkan untuk membuat AMDAL wajib mengumumkan rencana kegiatannya kepada masyarakat sebelum pemrakarsa melakukan penyusunan AMDAL. Pengumuman dilakukan oleh instansi yang bertanggung jawab dan pemrakarsa kegiatan.
Tata cara dan bentuk pengumuman serta tata cara penyampaian saran, pendapat dan tanggapan diatur dalam Keputusan Kepala BAPEDAL Nomor 08/2000 tentang Keterlibatan Masyarakat dan Keterbukaan Informasi dalam Proses AMDAL.
3.      Proses pelingkupan (sopping)
            Pelingkupan merupakan suatu proses awal (dini) untuk menentukan lingkuppermasalahan dan mengidentifikasi dampak  penting (hipotetis) yang terkait dengan rencana kegiatan.
            Tujuan  pelingkupan adalah untuk menetapkan batas wilayah studi, mengidentifikasi dampak penting terhadap Iingkungan, menetapkan tingkat kedalaman studi, menetapkan lingkup studi, menelaah kegiatan lain yang terkait dengan rencana kegiatan yang dikaji
4.      Proses penyusunan dan penilaian KA-ANDAL
            Setelah KA-ANDAL selesai disusun, pemrakarsa dapat mengajukan dokumen kepada Komisi Penilai AMDAL untuk dinilai. Berdasarkan peraturan, lama waktu maksimal penilaian KA-ANDAL adalah 75 hari di luar waktu yang dibutuhkan penyusun untuk memperbaiki/ menyempurnakan kembali dokumennya.

5.      Proses penyusunan dan penilaian ANDAL, RKL, dan RPL
Penyusunan  ANDAL, RKL, dan RPL dilakukan dengan mengacu pada KA-ANDAL yang telah disepakati (hasil penilaian Komisi AMDAL). Setelah selesai disusun, pemrakarsa dapat mengajukan dokumen kepada Komisi Penilai AMDAL untuk dinilai.Berdasarkan peraturan, lama waktu maksimal penilaian ANDAL, RKL dan RPL adalah 75 hari di luar waktu yang dibutuhkan penyusun untuk memperbaiki/menyempurnakan kembali dokumennya

3.      Penerapan Amdal Pada industri  pertambangan
Kegiatan pertambangan untuk mengambil bahan galian berharga dari lapisan bumi telah berlangsung sejak lama.Mekanisasi peralatan pertambangan telah menyebabkan skala pertambangan semakin membesar. Perkembangan teknologi pengolahan menyebabkan ekstraksi bijih kadar rendah menjadi lebih ekonomis, sehingga semakin luas dan dalam lapisan bumi yang harus di gali. Hal ini menyebabkan kegiatan tambang menimbulkan dampak lingkungan yang sangat besar dan bersifat penting.
a)    Isu-Isu Lingkungan Akibat Kegiatan
Pertambangan
Kegiatan pertambangan, selain menimbulkan dampak lingkungan, ternyata menimbulkan dampak sosial yang komplek. Oleh sebab itu, AMDAL suatu kegiatan pertambangan harus dapat menjawab dua tujuan pokok (World Bank, 1998):
· Memastikan bahwa biaya lingkungan, sosial dan kesehatan dipertimbangkan dalam menentukan kelayakan ekonomi dan penentuan alternatif kegiatan yang akan dipilih.
· Memastikan bahwa pengendalian, pengelolaan, pemantauan serta langkah-langkah perlindungan telah terintegrasi di dalam desain dan implementasi proyek serta rencana penutupan tambang.

b)   Kegiatan pertambangan pada umumnya memiliki tahap-tahap kegiatan sebagai berikut:
· Eksplorasi
Kegiatan eksplorasi tidak termasuk kedalam kajian studi AMDAL karena merupakan rangkaian kegiatan survey dan studi pendahuluan yang dilakukan sebelum berbagai kajian kelayakan dilakukan. Yang termasuk sebagai kegiatan ini adalah pengamatan melalui udara, survey geofisika, studi sedimen di aliran sungai dan studi geokimia yang lain, pembangunan jalan akses, pembukaan lahan untuk lokasi test pengeboran, pembuatan landasan pengeboran dan pembangunan anjungan pengeboran.
·      Ekstraksi dan Pembuangan Limbah Batuan
Ekstrasi bahan mineral dengan tambang terbuka sering menyebabkan terpotongnya puncak gunung dan menimbulkan lubang yang besar. Salah satu teknik tambang terbuka adalah metode strip mining (tambang bidang). Dengan menggunakan alat pengeruk, penggalian dilakukan pada suatu bidang galian yang sempit untuk mengambil mineral. Setelah mineral diambil, dibuat bidang galian baru di dekat lokasi galian yang lama. Batuan limbah yang dihasilkan digunakan untuk menutup lubang yang dihasilkan oleh galian sebelumnya. Teknik tambang seperti ini biasanya digunakan untuk menggali deposit batubara yang tipis dan datar yang terletak didekat permukaan tanah.
Kegiatan ekstraksi meng-hasilkan limbah dan produk samping dalam jumlah yang sangat banyak. Total limbah yang diproduksi dapat bervariasi antara 10 % sampai sekitar 99,99 % dari total bahan yang ditambang. Limbah utama yang dihasilkan adalah batuan penutup dan limbah batuan.
Faktor-faktor Pertimbangan di dalam Menilai Kesesuaian  Penampungan Tailing
·      Tuntutan Peraturan
Tuntutan peraturan setempat yang mencakup seluruh aspek dari areal penimbunan yang direncanakan dimasa depan harus disertakan didalam penilaian suatu areal. Hal tersebut mencakup :
               i.   tuntutan baku mutu bagi pelepasan air
             ii.     nilai budaya dan sejarah dari suatu tempat termasuk nilainya bagi penduduk pribumi
           iii.     tuntutan akan rancangan khusus terhadap misalnya gempa bumi, peluang-peluang terjadinya banjir
           iv.     emisi debu dan polusi suara
             v.     rencana-rencana dari berbagai pihak yang berwenang termasuk pengangkutan, pengembangan perkotaan, sarana-sarana (penyaluran tenaga listrik, jaringan suplai air, dsb
· Metereologi
Berbagai aspek neraca air dari operasi harus didasarkan pada pengertian yang mendalam mengenai kondisi metereologi daerah setempat. Informasi yang harus dikumpulkan termasuk :
      i.     data curah hujan (rata-rata setiap bulan untuk berbagai priode ulang 1:10, 1:20, 1:50, 1:100)
    ii.     data intensitas/lama hujan
  iii.     pengukuran evaporasi (panci evaporasi klas A)
  iv.     pengukuran kelembaban, suhu dan radiasi matahari
    v.     kekuatan/arah angin pada berbagai waktu yang berbeda dalam setahun
  vi.     pengetahuan tentang kejadian masa lalu atau jarang terjadi (angin topan, banjir)
· Topografi dan Pemetaan
Topografi dari bangunan jangka panjang dan daerah-daerah penyangga sejauh sekitar 1 km dari batas-batas daerah yang akan menjadi areal penimbunan harus diteliti. Informasi ini akan memungkinkan dilakukan penilaian akan potensi dampak-dampak sosial dan lingkungan dari fasilitas yang diusulkan pada tahap-tahap yang paling awal dari perencanaan. Informasi ini harus termasuk :
      i.     kontur-kontur permukaan dengan interval 1 m
    ii.     pola-pola drainase (aliran-aliran, mata air, danau. Lahan basah)
  iii.     batas-batas tanah
  iv.     jaringan jalan dan pelayanan
    v.     tempat tinggal dan bangunan lainnya
  vi.     tempat-tempat budaya atau bersejarah
vii.     tata guna lahan saat ini
· Fotografi
Fotografi dapat menjadi suatu alat penting untuk membantu penilaian estetika dan potensi dampak lingkungan dari areal penimbunanyang diusulkan. Ini termasuk :
               i.     foto-foto udara dari kepemilikan lahan dan daerah sekitarnya
             ii.     foto-foto darat yang diambil dari berbagai sudut yang bermanfaat
           iii.     foto-foto sejarah
·  Air Permukaaan Tanah
Seandainya areal penimbunan tailing yang terpilih berada dekat sungai-sungai atau daerah-daerah yang sering mengalami banjir, potensi dampak dari hujan lebat pada frekuensi rendah perlu dipertimbangkan. Informasi yang dibutuhkan termasuk :
               i.     aliran-aliran pada batang-batang air alami (data hidrografis seperti ciri-ciri limpasan air hujan)
             ii.     catatan-catatan banjir dan identifikasi dataran banjir yang mungkin
           iii.     latar belakang baku mutu air
           iv.     tataguna air di hulu dan di hilir termasuk aliran-aliran lingkungan untuk memelihara habitat-habitat bagi flora dan fauna
·  Air Bawah tanah
Suatu pengertian tentang hidrogeologi umum dari suatu tempat dapat membantu penilaian potensi dampak dari penimbunan tailing terhadap air bawah tanah. Informasi yang penting termasuk ;
               i.     hidrogeologi tempat (kedalaman hingga air, arah aliran, kecepatan aliran)
             ii.     keberadaan jalur-jalur aliran yang dikehendaki
           iii.     latar belakang baku mutu air
           iv.     tata guna air di hulu dan di hilir
             v.     zona pengeluaran air bawah tanah
· Geoteknis
Tampungan-tampungan tailing pada awalnya lazim dibangun dari tanah setempat. Dalam hal ini ketersediaan dan kesesuaian tanah harus dinilai dipermulaan proses pembangunan dan harus mencakup :
           i.     kondisi fondasi (jenis-jenis tanah di berbagai kedalaman, distribusi ukuran partikel, presentase partikel halus, Nilai Atterberg/plastisitas tanah, kekuatan tanah, ciri-ciri permeabilitas, mineralogi)
         ii.     ketersediaan bahan-bahan bangunan seperti tanah liat, pasir, batu kerikil
       iii.     adanya batu-batuan, struktur dari lapisan batu-batuan
       iv.     data resiko gempa

d)   Pembangunan infrastruktur jalan akses dan pembangkit energy
Kegiatan pembangunan infrastruktur meliputi pembuatan akses di dalam daerah tambang, pembangunan fasilitas penunjang pertambangan, akomodasi tenaga kerja, pembangkit energi baik untuk kegiatan konstruksi maupun kegiatan operasi dan pembangunan pelabuhan. Termasuk dalam kegiatan ini adalah pembangunan sistem pengangkutan di kawasan tambang (misalnya : crusher, ban berjalan, rel kereta, kabel gantung, sistem perpipaan untuk mengangkut tailing atau konsentrat bijih).

e)    Analisis Alternatif
Analisa alternatif tambang pada umumnya sangat dibatasi oleh lokasi zona mineralisasi yang tetap dan tuntutan untuk memenuhi kebutuhan pasar atas logam mulia dan mineral yang ditambang. Analisis alternatif didalam AMDAL kegiatan pertambangan hendaknya mempertimbangkan :
metode penambangan dan proses yang digunakan
1.      pilihan pengangkutan tailing dan bijih (conveyor, jalan, rel, sistem pipa)
  1. sumber air dan sistim manajemen air
  2. alternatif pengelolaan tailing
  3. lokasi pabrik pengolahan, lokasi penimbunan tailing, lokasi penimbunan limbah, lokasi bangunan base camp, lokasi pemukiman karyawan, sumber energi dan rute akses jalan
4.      Dampak Amdal Pada daerah Sekitar Perindustrian
Dampak-dampak yang timbul dari kegiatan pertambangan sebagai berikut:
1.      Kerusakan habitat dan biodiversity pada lokasi pertambangan
2.      Perlindungan ekosistem/habitat/biodiversity di sekitar lokasi pertambangan.
3.      Perubahan landskap/gangguan visual/kehilangan penggunaan lahan
4.      Stabilisasi site dan rehabilitasi
5.      Limbah tambang dan pembuangan tailing
6.      Kecelakaan/ terjadinya longsoran fasilitas tailing
7.      Peralatan yang tidak digunakan , limbah padat, limbah rumah tangga
8.      Emisi Udara
9.      Debu
10.  Perubahan Iklim
11.  Konsumsi Energi
12.  Pelumpuran dan perubahan aliran sungai
13.  Buangan air limbah dan air asam taminasi
14.  Perubahan air tanah dan kontaminasi
15.  Pengelolaan bahan kimia, keamanan, dan pemaparan bahan kimia di tempat kerja
16.  Kebisingan
17.  Radiasi
18.  Keselamatan dan kesehatan kerja
19.  Toksisitas logam berat
20.  Peninggalan budaya dan situs arkeologi
21.  Kesehatan masyarakat dan pemukiman sekitar tambang
Dampak lingkungan pada kegiatan ekstraksi dan pembuangan limbah adalah:
  1. Luas dan kedalaman zona mineralisasi
  2. Jumlah batuan yang akan ditambang dan yang akan dibuang yang akan menentukan lokasi dan desain penempatan limbah batuan.
  3. Kemungkinan sifat racun limbah batuan
  4. Potensi terjadinya air asam tambang
  5. Dampak terhadap kesehatan dan keselamatan yang berkaitan dengan kegiatan transportasi, penyimpanan dan penggunaan bahan peledak dan bahan kimia racun, bahan radio aktif di kawasan penambangan dan gangguan pernapasan akibat pengaruh debu.
6.      Sifat-sifat geoteknik batuan dan kemungkinan untuk penggunaannya untuk konstruksi sipil.
7.      Kerusakan bentang lahan dan keruntuhan akibat penambangan bawah tanah.
8.      Terlepasnya gas methan dari tambang batubara bawah tanah.
Dampak lingkungan, sosial dan kesehatan yang ditimbulkan oleh kegiatan ini dapat bersifat sangat penting dan dipengaruhi oleh faktor-faktor sebagai berikut :
a)      Letak dan lokasi tambang terhadap akses infrastruktur dan sumber energi.
b)      Jumlah kegiatan konstruksi dan tenaga kerja yang diperlukan serta tingkat migrasi pendatang.
c)      Letak kawasan konsensi terhadap kawasan lindung dan habitat alamiah, sumber air bersih dan badan air, pemukiman penduduk setempat dan tanah yang digunakan oleh masyarakat adat.
d)     Tingkat kerawanan kesehatan penduduk setempat dan pekerja terhadap penyakit menular seperti malaria, AIDS, schistosomiasis
5.      Solusi Dampak Amdal
Upaya Pengelolaan Limbah Tambang
a)      Tipe limbah ekstraksi lokasi kerja tambang
Upaya pengelolaan:
  • Evaporasi dan penggunaan kembali air tambang untuk kegiatan prosesing
  • Penggunaan alat pengendali aliran permukaan seperti gorong-gorong dan saluran air
  • Netralisasi atau pengendapan atau cara pengolahan lain sebelum dibuang kebadan air
  • Pembersihan sisa-sisa peledakan
  • Menyiapkan sistem pengelolaan air tambang pada tahap pasca tambang
  • Pemantauan kualitas air buangan dan air permukaan
  • Membangun unit penampung air tambang untuk meminimalkan potensi pencemaran air permukaan
b) Tipe limbah Ekstraksi batuan penutup dan batuan limbah
Upaya pengelolaan:
  1. Penimbunan kembali menggunakan teknik tambang back fill dengan menggunakan batuan limbah ke tambang yang sudah digunakan
  2. Maksimalkan penggunaan batuan penutup untuk reklamasi
  3. Mengumpulkan dan memonitor rembesan drainase dan aliran permukaan
  4. Memisahkan dan menutup batuan limbah yang reaktif dengan bahan yang tidak reaktif untuk mencegah terbentuknya air asam tambang
  5. Menggunakan batuan limbah yang tidak reaktif untuk keperluan kontruksi
  6. Menyediakan sistem drainase timbunan yang cukup untuk meminimalkan potensi keruntuhan lereng.
7.      Melakukan pemantauan air permukaan untuk memperoleh data base line dan melanjutkan kegiatan pemantauan selama kegiatan operasi dan pasca tambang
8.      Menggunakan sistem pengendalian drainase untuk meminimalkan terjadinya infiltrasi
c) Proses pengolahan pengendapan tailing
Upaya pengelolaan:
  • Mendisain tempat penampungan tailing dengan memperhatikan kondisi curah hujan maksimum
  • Pertimbangkan penggunaan lapisan alamiah/sintetik pada saluran drainase
  • Memaksimalkan penggunaan kembali air dari tailing
  • Membatasi penggunaan bahan-bahan kimia untuk proses pengolohan hanya sebatas yang diperlukan
  • Menyediakan saluran drainase yang cukup
  • Membangun saluran untuk menjaga pecahnya jalur-jalur perpipaan
  • Mengumpulkan rembesan pada lereng terluar dari kolam pengendapan tailing
Sebagai upaya pengendalian dampak kegiatan tambang terhadap sumberdaya air, vegetasi dan hewan liar. Beberapa upaya pengendalian tersebut adalah :
  • Menggunakan struktur penahan sedimen untuk meminimalkan jumlah sedimen yang keluar dari lokasi penambangan
  • Mengembangkan rencana sistim pengedalian tumpahan untuk meminimalkan masuknya bahan B3 ke badan air
  • Hindari kegiatan konstruksi selama dalam tahap kritis
  • Mengurangi kemungkinan terjadinya keracunan akibat sianida terhadap burung dan hewan liar dengan menetralisasi sianida di kolam pengendapan tailing atau dengan memasang pagar dan jaring untuk
  • Mencegah hewan liar masuk kedalam kolam pengendapan tailing
  • Minimalisasi penggunaan pagar atau pembatas lainnya yang menghalangi jalur migrasi hewan liar. Jika penggunaan pagar tidak dapat dihindari gunakan terowongan, pintu-pintu, dan jembatan penyeberangan bagi hewan liar.
  • Batasi dampak yang disebabkan oleh frakmentasi habitat minimalisasi jumlah jalan akses dan tutup serta rehabilitasi jalan-jalan yang tidak digunakan lagi.
  • Larangan berburu hewan liar di kawasan tambang.
Upaya Pengelolaan Limbah Tambang
a) Tipe limbah ekstraksi lokasi kerja tambang
Upaya pengelolaan:
·         Evaporasi dan penggunaan kembali air tambang untuk kegiatan prosesing
·         Penggunaan alat pengendali aliran permukaan seperti gorong-gorong dan saluran air
·         Netralisasi atau pengendapan atau cara pengolahan lain sebelum dibuang kebadan air
·         Pembersihan sisa-sisa peledakan
·         Menyiapkan sistem pengelolaan air tambang pada tahap pasca tambang
·         Pemantauan kualitas air buangan dan air permukaan
·         Membangun unit penampung air tambang untuk meminimalkan potensi pencemaran air permukaan
c) Proses pengolahan pengendapan tailing
Upaya pengelolaan:
·         Mendisain tempat penampungan tailing dengan memperhatikan kondisi curah hujan maksimum
·         Pertimbangkan penggunaan lapisan alamiah/sintetik pada saluran drainase
·         Memaksimalkan penggunaan kembali air dari tailingMembatasi penggunaan bahan-bahan kimia untuk proses pengolohan hanya sebatas yang diperlukan
·         Menyediakan saluran drainase yang cukup
·         Membangun saluran untuk menjaga pecahnya jalur-jalur perpipaan
·         Melakukan test ARD secara terus menerus sepanjang masa operasi dari penutupan tambang
·         Mengumpulkan rembesan pada lereng terluar dari kolam pengendapan tailing­
Previous
Next Post »

1 komentar:

Write komentar
Tommy
AUTHOR
27 Juli 2021 pukul 00.02 delete

Apabila Anda mempunyai kesulitan dalam pemakaian / penggunaan chemical , atau yang berhubungan dengan chemical,oli industri, jangan sungkan untuk menghubungi, kami akan memberikan solusi Chemical yang tepat kepada Anda,mengenai masalah yang berhubungan dengan chemical.Harga
Terjangkau
Cost saving
Solusi
Penawaran spesial
Hemat biaya Energi dan listrik
Mengurangi mikroba & menghilangkan lumut


Salam,
(Tommy.k)
WA:081310849918
Email: Tommy.transcal@gmail.com
Management
OUR SERVICE
1.
Coagulan, nutrisi dan bakteri
Flokulan
Boiler Chemical Cleaning
Cooling tower Chemical Cleaning
Chiller Chemical Cleaning
AHU, Condensor Chemical Cleaning
Chemical Maintenance
Waste Water Treatment Plant Industrial & Domestic (WTP/WWTP/STP)
Garment wash
Eco Loundry
Paper Chemical
Textile Chemical
Degreaser & Floor Cleaner Plant

2.
Oli industri
Oli Hydrolik (penggunaan untuk segala jenis Hydrolik)
Rust remover
Coal & feul oil additive
Cleaning Chemical
Lubricant
3.
Other Chemical
RO Chemical
Hand sanitizer
Evaporator
Oli Grease
Karung
Synthetic PAO.. GENLUBRIC VG 68 C-PAO
Zinc oxide
Thinner
Macam 2 lem
Alat-alat listrik
Packaging
Pallet
CAT COLD GALVANIZE COMPOUND K 404 CG
Almunium

Reply
avatar